Peristiwa Sangat Unik : Burung Laut Terpaksa Harus Cerai Karena Efek Perubahan Iklim

Jakarta - Perubahan iklim berdampak sistematis terhadap makhluk hidup, terutama hewan. Burung elang laut, albatros (Phoebastria albatrus), harus bercerai dengan pasangannya akibat suhu Bumi yang menghangat, padahal mereka adalah jenis hewan monogami yang hidup dengan satu pasangan seumur hidup.

Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Royal Society, menunjukkan albatros -makhluk paling setia di dunia- bercerai lebih banyak dalam beberapa tahun terakhir. Penelitian ini mengamati 15.500 pasangan kawin di Kepulauan Falkland selama 15 tahun.

Pada dasarnya perceraian elang laut terjadi akibat perselingkuhan. Seperti manusia, elang laut juga memiliki fase pertumbuhan yang canggung, mencoba dan terkadang gagal mencari cara terbaik untuk menjalin hubungan.

Tetapi pada akhirnya, ketika mereka menemukan pasangan yang cocok, burung albatros biasanya tetap bersama seumur hidup. Hanya 1 persen elang laut yang berpisah setelah memilih pasangan hidup mereka, jauh lebih rendah daripada tingkat perceraian manusia.

"Monogami dan ikatan jangka panjang sangat umum bagi mereka," kata Francesco Ventura, peneliti di University of Lisbon dan rekan penulis studi tersebut dikutip BBC.

Selain selingkuh, perceraian elang laut ini dipicu ketika pasangan gagal berkembang biak, sehingga mereka menemukan pasangan baru di musim kawin berikutnya.

Tetapi, peneliti menemukan bukti yang menunjukkan ada hal lain menjadi penyebab pasangan albatros bercerai, yakni perubahan iklim atau dampak suhu Bumi meningkat semakin menghangat.

Para peneliti melihat data burung albatros yang dikumpulkan selama tahun 2004 dan 2019 di Kepulauan Falkland, menemukan dengan suhu air yang lebih hangat, lebih daru delapan persen pasangan burung elang laut ini berpisah.

Mereka kemudian membandingkan information suhu Bumi dari pengamatan cuaca dan kondisi lingkungan. Rupanya ada hubungan antara tingkat perceraian yang lebih tinggi pada burung, ketika suhu permukaan laut naik. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa selama waktu seperti itu, air hangat bagian atas tidak bercampur dengan baik dengan air dingin yang lebih rendah.

Ventura mengatakan ada dua kemungkinan teori banyaknya burung Albatros banyak bercerai dampak perubahan iklim. Pertama, air yang menghangat memaksa burung untuk berburu lebih lama dan terbang lebih jauh.

ika burung kemudian gagal kembali pada waktunya untuk musim kawin, pasangannya dapat pindah dengan pasangan baru.

- Francesco Ventura, peneliti di University of Lisbon -


Teori existed adalah hormon stres albatros naik di lingkungan yang lebih keras, seperti saat air lebih hangat. Dengan kondisi perkembangbiakan yang lebih sulit, dan kelangkaan makanan, hal itu dapat menyebabkan lebih banyak stres dan pasangan dapat disalahkan atas 'kinerja buruk' mereka yang pada akhirnya dapat memicu perceraian.

Ventura mengingatkan di Kepulauan Falkland, ini bukan masalah besar, tetapi di daerah lain di mana populasi albatros terbatas, itu mengkhawatirkan.

"Suhu naik dan akan naik, jadi ini mungkin menimbulkan lebih banyak gangguan," katanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demo Ribuan Warga Selandia Baru Menolak Aturan Lockdown dan Wajib Vaksinasi

Kasus Penganiayaan Youtuber Muhammad Kece, Irjen Napoleon Ditetapkan Sebagai Tersangka

Rekor Baru Jumlah Jurnalis yang di Penjara di Seluruh Dunia Pada 2021